Home » , » Dilema Masyarakat Kita

Dilema Masyarakat Kita

Disajikan oleh Admin on Sunday, October 18, 2015 | 10:14 PM

Dilema Masyarakat Kita

Ahad, 05 Muharram 1437 H - 18 Oktober 2015

'Ada yang mau bertanya?' Tanya Ust Fery

'Saya stadz' jawab saya sambil mengacungkan tangan.

'Silahkan' sambung Ust Fery kembali.

'Ustadz, terkait huruf kho, misalkan kita keseleo lidah dan membaca menjadi 'kha', merubah makna ndak?' Tanya saya.

'Akhi, setiap huruf hijaiyah mempunyai makhroj dan sifatnya sendiri-sendiri. Lagian, huruf 'kha' tidak dikenal (tidak ada). Jadi, iya merubah makna (arti terjemahan ayat, pen.)

Tak lama, salah satu peserta tahsin yang lain bertanya juga.

'Ustadz, yang benar itu arrahman atau arrohman? Dalam surat al fatihah?'

'Arrohman dengan ro, akhi. Lagian ra dalam arrahman tidak dikenal (tidak ada)' jawab Ust Fery kembali.

'Soalnya, saya sering dengar Imam Masjid membaca seperti itu...' Sambung teman saya lagi.

Sambil menghela nafas, dan pandangan sedih Ust Fery melanjutkan perkataannya.

'Ya, beginilah Dilema di Masyarakat kita. Banyak Imam di Masjid, atau Musholla yang tidak belajar tahsin, atau belajar tahsin yang tidak selesai, atau belajar pada guru tahsin yang ilmunya juga kurang hingga bacaannya banyak salahnya.

Jika waktu sholat Maghrib, dorong-dorongan siapa yang jadi Imam, akhirnya dipilih Imam yang dianggap sepuh yang padahal bacaannya kurang.

Mau belajar lagi sudah malas atau lidahnya sudah kaku. Dikoreksi malah tersinggung karena merasa sudah menjadi Imam Masjid, Ustadz atau Kyai.

Maka benarlah perkataan Umar Bin Khattab; "Belajarlah Engkau Sebelum Tokoh".

Padahal kemuliaan pembaca Al Qur'an sangat besar. Tingkatannya:

1. Tahsin (Memperbagus bacaan Al Qur'an)
2. Mentadabbur (mempelajari maknanya)
3. Menghafal
4. Mengamalkan (mengajarkan dan mendakwahkan)
Nah, tingkatan kita masih dasar banget, baru mempelajari tahsin. Tapi Alhamdulillah, masih mau belajar. Dibanding tidak mau belajar."

Selesai, dan dilanjut pesan beliau untuk kuliah berikut.

¤¤¤

Dari empat kategori yang disebutkan Ust Fery, sudah dimanakah anda? Diurutan berapapun, selama masih di daftar yang disebutkan, antum layak diucapkan selamat.

Karena berada di jalur yang benar. Yang jadi masalah, berada diluar jalur. Tidak mau belajar karena masalah sudah cukup. Duch jangan sampai ya, atau yang terburuk. Sudah tidak mau belajar, menganggap enteng bahkan mencemooh. Naudzubillah. Ini musibah namanya.

Ingatlah nasehat terbaik dari manusia terbaik; Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam Bersabda;

'Khoyrukum man ta'allamal Qur'ana 'allamaH'

'Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).

Wallahu'alam



*** 
(AniqAds. Anique 01)
 
Silahkan dibagi artikel ini :

0 comments:

Post a Comment



 
Support : Ardy Erlangga | Aniq Uniq.com | Cargam Manga Zine Template
Copyright © 2013. Ngaji Tahsin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger